Sabtu, 26 Maret 2011

Modernisme Islam Sebagai Konsekwensi Logis Atas Keterbelakangan Peradaban Islam



Sebagaimana telah disebutkan di mukaddimah, bahwa ketika suatu perdaban terpuruk maka dengan secara otomatis akan meniru perdaban yang lebih unggul. Jepang, setelah pengeboman Nagasaki dan Hirosima mereka mengadopsi kemajuan barat dalam teknologi dan pendidikan, sehingga hanya dengan waktu kurang dari 50 tahun, Negara mereka sudah bisa bersaing dengan barat. Malah sekarang mereka tidak membutuhkan lagi bahasa Inggris sebagai bahasa International untuk mempelajari kemajuan barat dalam ilmu pengetahuan dikarenakan mereka sudah mempunyai segalanya tentang Ilmu pengetahuan dan teknologi.
Islam lebih awal daripada Jepang dalam keterpengaruahnnya oleh kemajuan barat, terbukti Muhammad Ali Pasha pada tahun 1826 mengirimkan Rifaat at-Thathawi, pengagum Ali Pasha sekaligus putra Mesir pertama, untuk belajar ke Paris. Di Prancis dia belajar bahasa Prancis, sejarah klasik, mitologi Yunani, geografi, aritmetik dan logika. Rifaat sangat mengagumi kota Paris sebagai kota yang teratur, masyarakat berpendidikan tinggi, suka bekerja keras dan membenci kemalasan. Sepulang dari Paris dia bekerja di biro penerjemah yang baru di bentuk, yang bertujuan supaya karya-karya barat bisa di baca oleh masyarakat Mesir pada waktu itu. Rifaat menginginkan Mesir mencontoh barat dan membuka kejumudan mereka. Modernisasi Islam juga di Usung oleh Jamaluddin Al-Afghani (1839-1897 M), pada tahun 1871 al-Afghani datang ke Mesir membawa misi yang mirip dengan Rifaat, namun dia tidak tunduk terhadap barat, malah banyak juga gagasan Rifaat yang ia tolak, dia menginginkan reformasi dalam Islam bukan revolusi ala barat.Ide modernisasi ini di sambut baik oleh Muhammad Abduh (1849-1905 M) sebagai sohib dekat al-Afgani, dan Rasyid Ridha (1865-1935 M) selaku pengagum berat al-Afgani, mereka mempunyai misi-misi reformasi diantaranya, pertama, mengembalikan faham umat Islam kepada salaf ash-shalih sebelum terjadi ikhtilaf, Kedua, Mengusung faham Washatiyyah sebagai faham kebangkitan Islam, antara menolak jumud (taklid) kepada salaf dan taklid terhadap westrnisasi dengan tetap mempelajari ilmu pengetahuan dari mereka, Ketiga, Mengusung kebebasan berpikir, Keempat, Membersihkan akidah dari khurafat, bida`ah dan ke-musyrik-an, kelima, menjaga keagungan syariat Islam dan bahasa Arab beserta ilmu-ilmu ushul-nya, keenam, memberikan penjelasan kepada umat Islam, tentang perbedaan ajaran Islam dengan adat istiadat bangsa Arab, ketujuh, menjaga kesatuan umat Islam, kedelapan, Menyebarluaskan faham ihya ad-Din dan Tajdil al-Islami keseluruh dunia Islam. Kesembilan, mengadakan perbaikan dalam masalah politik dan ekonomi.
Walaupun al-Afgani dan Abduh mempunyai manhaj yang berbeda dengan para modernis lainya, namun pemikiran mereka tidak terlepas dari pengalaman mereka dalam perjalanannya ke Barat. Di Barat mereka banyak bertemu dengan tokoh-tokoh seperti Muhammad Abduh bersahabat dekat dengan Comte, Tolsoy dan Herbert Spencer Begitu juga al-Afgani banyak berdebat dengan tokoh pilologi, Ernest Renan (1823-1892 M), dimana Renan banyak mengkritik Islam sebagai agama yang terbelakang dan bahsa arab sebagai bahasa yang miskin dan tak akan mampu beradaptasi dengan jaman modern. Sehingga mereka kadang menyalahi misi mereka mengembalikan pemahaman Islam kepada salaf ash-Shalih sebelum terjadi Ikhtilaf. Terbukti mereka mempunyai faham berbeda dengan salaf ash-Shalih, diantaranya, Pertama, Tidak mempercayai hal-hal yang bersifat mistik (Ghaib) yang bertentangan dengan akal sehat, seperti, menafsirkan Jin dengan Bakteri, dan kurang mempercayai tentang mukzijat. Rashid Ridha pernah mengatakan “kalaulah bukan al-qur`an yang menceritakan tanda-tanda kekuasaan yang dipergunakan untuk memperkuat kenabian Isa dan Musa, tentu akan lebih banyak orang barat yang menrima kebenaran dan petunjuk dikarenakan kebebasan berpikir mereka. Karena kebenaran itu betul-betul dibangun atas logika dan epistemologi yang sesuai dengan fitrah manusia.” Kedua, menolak hadits non aplikatif dan hanya menerima hadis fi`liyah (aflikatif), Ketiga menolak hadis Ahad seperti tentang turunnya nabi Isa dan lain-lain, Keempat, meragukan dalam penulisan hadis di masa nabi dan sahabat, meragukan kredibelitas Sahabat, dan mempunyai anggapan bahwa terdapat beberapa hadits Dhaif dalam shahih bukhari dan Muslim.
Sehingga penulis mempunyai kesimpulan bahwa misi modernisme yang dibawa mereka merupakan hasil gesekan pemikiran mereka dengan tokoh-tokoh renaissance Eropa terutama kaum Deisme
Penutup
Islam merupakan agama penyempurna dari ajaran-ajaran ketauhidan yang di bawa para Nabi sebelumnya sekaligus rival atas kebudayaan Jahiliyyah Arab pada masa tersebut. Sehingga Islam yang diturunkan melalui Rasulullah Saw. merupakan agama terakhir yang sempurna untuk menjadi world view bagi seluruh umat manusia.
Islam dengan Kesempurnaan ajarannnya, telah membawa manusia mempunyai keteraturan dalam hidupnya . Dan kesemuanya ini telah dibuktikan selama berabad-abad. Sehingga kita tidak perlu mengkritiknya kembali, seperti kritikannnya para resainessancer Barat terhadap agama Kristen. Adapun keterbelakangan umat Islam di masa sekarang terhadap ilmu pengetahuan dan teknologi bukan disebabkan ajaran Islam itu sendiri, akan tetapi dikarenakan umatnya tidak mengamalkan ajarannya secara komprehensif. Terbukti Islam di abad ke-8 sampai abad ke-12 masehi, mempunyai segudang ilmuan yang jago dalam Ilmu pengetahuan dan Teknologi. Mereka tidak mengkritik dulu ajaran Islam untuk mencapai itu semua karena Islam tidak pernah melarang umatnya untuk sukses di dunia, malah Islam menganjurkan kepada umat Islam untuk menuntut Ilmu dari mulai dilahirkan sampai akhir hayat tiba.
Penulis mengajak kepada seluruh umat Islam diseluruh penjuru untuk mengamalkan ajaran Islam secara kaffah, Jangan silau dengan kemajuan barat dalam ilmu pengetahuan dan teknologi karena kita sudah lebih dulu menggapainya. Perlu diketahui, walaupun Barat maju dalam ilmu pengetahuan dan teknologi akan tetapi mereka terbelakang dalam masalah moral. Tinggalkan kemalasan dan kejorokan yang sudah mendarah daging selama ini. Kita mencontoh para Ilmuan kita yang gigih dalam mencari ilmu sehingga kita mencapai kesuksesan di dunia dan akhirat.
Wallahu a`lam bi ash-shawab.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar