Sabtu, 26 Maret 2011

Renaissance Eropa dan Pengaruhnya Terhadap Perkembangan Pemikiran Islam





Peradaban yang dalam bahasa arab di sebut tamadun, hadharah dan umran merupakan inti dari maju mundurnya suatu negara ataupun agama. Mesir kuno, Yunani kuno, Romawi kuno, China kuno, disebut sebagai Negara yang maju disebabkan mereka mempunyai perdaban yang maju. Malah ketika Negara mereka hancur, perdaban mereka terus bertahan dan bisa mempengaruhi perdaban-perdaban yang lain.
Islam sebagai suatu agama yang lahir melalui kerasulan nabi Muhammad s.a.w. membawa perdaban baru bagi dunia ini, sehingga Islam dalam waktu 23 tahun dapat mempengaruhi peradaban paganisme jahiliyah bangsa Arab, dilanjutkan pengaruhnya terhadap peradaban-perdaban lain oleh perjuanagan para sahabat dengan penyebaran agama Islam keseluruh penjuru jagat raya ini. Sehingga Samuel Huntington dalam tesisnya clash of civilization, menjadikan peradaban Islam sebagai ancaman terbesar bagi peradaban barat masa kini.
Sudah menjadi hukum alam jika suatu peradaban di dunia ini terpuruk, maka ia akan mengadopsi peradaban yang lebih maju. Islam yang mengalami masa kejayaan dari mulai akhir masa kekhalifahan bani Umayyah, dilanjutkan kemajuan pada masa kekhalifahan bani Abassiah dan mengalami kemunduran dengan runtuhnya kekhalifahan bani Utsmaniyyah oleh gerakan sekularisasi Kamel Ataturk di Turki. Harus mengakui bahwa di akhir abad 19 ini Islam banyak mengadopsi perdaban Barat sebagai satu langkah memejukan kembali peradabannya yang telah terpuruk. Sehingga di akhir abad 20 masehi ini umat Islam di banjiri dengan berbagai pergerakan, terutama pergerakan yang bersifat Ishlahiyah atau Ashriyah.
Ketika kekhalifahan dalam Islam runtuh, dari sanalah pertanda bahwa umat Islam dalam masa kemunduran, maka timbul tokoh-tokoh baru dalam dunia Islam seperti Rifaat at-Tahthawi, Jamaluddin al-Afghani, Muhammad Abduh, Rashid Ridha, Hassan al-Banna, Sayd Qutb dan lain-lain. Mereka mencoba untuk membangunkan kembali umat Islam dari tidurnya. Namun dari manakah pemikiran mereka datang?.
Dalam tulisan ini, penulis akan mencoba mengulas kembali sejarah kejayaan umat Islam dan pengaruhnya terhadap renaissance Eropa, mencari penyebab mengapa renaissance tidak terjadi di umat Islam pada waktu itu serta menulusuri pengaruh renaissance Eropa terhadap berbagai pemikiran yang timbul dalam tubih umat Islam dewasa ini.

Kita sebagai umat Islam mempunyai sejarah masa silam yang berbeda dengan Eropa, dimana kita mempunnyai kemajuan baik dibidang moral dan ilmu pengetahuan diamasa lalu. Islam memberikan ajaran yang bisa dipahami oleh akal manusia, dari mulai masalah ketuhanan sampai masalah kitab suci dan kenabian, tidak pernah ada pertentangan yang serius didalamnya. Lalu setelah peradaban kita terpuruk pada abad ke 18 M, haruskah kita menyalahkan dan mengkritik ajaran Agama Islam di masa lalu (Turats) yang sudah terbukti berjaya beratus-ratus tahun?, haruskah kita ikut-ikutan mengkritik -sebagaimana orang Eropa terhadap agama kristen- ajaran agama kita dari mulai masalah ketuhanan, kitab suci, kenabian, hadits nabi dan lain sebagainya, padahal masalah-masalah tersebut sudah diakui dan tidak ada perselesihan serius selama berabad-abad sebelum masa keterpurukan?, apakah keterpurukan peradaban kita sekarang disebabkan masa lalu kita atau disebabkan kesalahan kita dalam memahami Islam?, lalu haruskan kita mengadopsi seluruh peradaban barat sebagai upaya memajukan kembali peradaban kita? Ataukah kita kembalikan pemahaman kita sebagaimana yang difahami orang-orang Islam dimasa keemasan peradaban Islam?.
Supaya kita tidak terjebak dengan kata-kata itu, lebih baik kita telurusuri makna asli dari kata tersebut.
Fundamentalisme secara Terminologi berasal dari kata Fundamental yang mempunyai makna basic and important ( mendasar dan penting) seperti pada kalimat There is a fundamental difference between your opinion and mine.Dan Ism yang berarti faham. Kata ini pada mulanya, muncul ketika agama Kristen banyak dikritik oleh kaum liberalis, kemudian banyak muncul kaum Kristen fundamental yang mengadakan perlawanan atas ajaran mereka. Pada sebuah rapat Nothern Baptist Convention tahun 1920, Curtis Lee Laws mendefinisikan “Fundamentalis” sebagai seorang yang siap untuk merebut kembali wilayah yang jatuh ke Antikristus dan melakukan pertempuran agung untuk membela dasar-dasar agama.Bulan Agustus 1917, William Bell Riley berunding dengan A.C. Dixon (1854-1925 M) salah seorang editor buku The Fundamentals, dan revivalis Reuben Torrey (1856-1928 M), memutuskan untuk membuat World Christian Fundamentals Association (WCFA) yang bertujuan untuk menyebarluaskan intrerpretasi injil. Kemudian pada tahun 1920, William Jennings Bryan (1860-1952 M), seorang politisi dari kubu Democrat yang juga seorang Presbiterian, dia melancarkan kampanye menentang diajarkannya teori evolusi disekolah-sekolah dan perguruan tinggi. Menurut pandangannya, bahwa darwinismelah yang bertanggung jawab terhadap kekejaman Perang Dunia I.
Dalam bahasa Arab kata Fundamentalisme diartikan Ushuliyyah yang berasal dari kata Ushul dan mempunyai arti tidak jauh berbeda dengan kata Inggrisnya, yaitu dasar, pokok, pondasi seperti dalam ushul fikh, kita mengenal pengertian Ushul sebagai ma bunia alaihi ghairuhu. Islam mempunyai ushul sebagai landasan ajarannya, seperti Al-Qur`an, as-Sunnah, ilmu Tafsir dan Ushul-nya, Ilmu hadits dan Ushul-nya, Fikih dan Ushul Fikh-nya.Jadi Ushuliyyah adalah orang-orang yang memegang teguh pokok-pokok ajaran suatu agama.
Sehingga penulis berkesimpulan bahwa kata Fundamentalisme ataupun Ushuliyyah tidak mempunyai konotasi negative dan penulis tidak setuju jika orang-orang yang menjalankan agama Islam secara berlebihan- seperti mengadakan pembunuhan atas nama agama, jumud, gerakan takfir,- dinamakan fundamentalisme atau Ushuliyyah, karena mereka bertentangan dengan ushul Islam. Kalaulah mereka mau dikatakan sebagai fundamentalis hanya karena mempunyai rujukan dalil, orang liberalis-pun menggunakan dalil al-Qur`an dan as-Sunnah dalam menguatkan fahamnya. Bagi penulis kata Ushuliyyah lebih tepat ditempatkan bagi orang-orang yang benar-benar memegang teguh ajaran Islam yang sesuai dengan Al-Qur`an, Sunnah, atsar sahabat dan mashadir Islam lainnya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar